sahabat

Tampilkan postingan dengan label makanan kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makanan kuliner. Tampilkan semua postingan

cocodot

Mungkin teman tidak asing lagi dengan dodol ya ,kalo inget dodol pasti inget kota Garut ya memang disana banyak penghasil dodol dan enak enak loh dodolnya dan rasanaya pun kini beraneka rasa ada rasa durian ,stawbery ,susu ,keju dan coklat nah yang rasa yang terakhir ini lagi digandrungi bahkan banyak orang menamakan dodol ini Chocodot tapi bukan codot (kelelawar)hahahah
Idenya (diambil dari adangdaradjatun.com/detik)berawal dari Kiki Gumelar, sang owner Tama Chocolate, yang ingin menyajikan cokelat yang tidak biasa, dengan eksperimennya mencampur dodol yang dibalut dengan cokelat di Juli 2009. Jadilah namanya Chocodot yang berarti Chocolate with Dodol Inside. Biar nuansa sundanya tidak hilang dipakailah nama Chocodot," tutur Adi Supriadi, salah satu pegawai Tama Chocolate.
Untuk menjajal oleh-oleh ini, harga yang dipatok cukup bersahabat di kantong. Ukuran batangan yang paling kecil bisa anda dapatkan dengan Rp 5 ribu saja. Sementara batangan besar dan cokelat dalam besek dibanderol Rp 10 ribu.
Jadi gimana teman mau nyoba cocodot
9 komentar

Roti buaya

Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti tak pernah meninggalkan roti buaya. Biasanya roti yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan.

Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga.

Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya menempati posisi terpenting. Bahkan, bisa dibilang hukumnya wajib. Sebab, roti ini memiliki makna tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati.

Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun.

Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.

Karenanya, tak heran jika setiap kali prosesi pernikahan, mempelai laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar, dan satu roti buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan sebagai buaya perempuan. Ini mencerminkan kesetian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sampai beranak-cucu. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

Menurut Haji Ilyas, salah satu tokoh Betawi di Tanahtinggi, Jakarta Pusat, meski saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern, tapi mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan. Karena roti buaya sudah membudaya bagi warga Betawi.

"Adat kite ntu kagak ilang. Masih banyak nyang pake. Kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang," lanjut pria yang sering disapa Haji ini.

Sayangnya, saat ini roti buaya tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Untuk itu, bagi pasangan yang akan menikah harus pesan dulu ke tukang roti. Dan harganya juga bervariasi tergantung ukuran yang dipesan, yakni mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu sudah termasuk rasa roti, keranjang, dan asesoris pelengkapnya. "Roti buaya adalah kue perayaan, jadi nggak setiap hari ada. Kalau mau beli harus pesan dulu," kata Ari, salah satu pedagang kue di Pasar Senen.

Sejatinya, bagi warga yang sudah terbisa membuat roti, tidak terlalu sulit membuat roti buaya ini. Sebab, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna. Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah bentuk kemudian dioven/panggang hingga matang.

http://megapolitan.kompas.com/read/2009/06/19/09403272/roti.buaya.simbol.kesetiaan
10 komentar

putri mandi



mmmmm..tanggal berapa yaaa!! lupa deh..hehehe!
gw suntuk banget .........akhirnya

memutuskan untuk ................
widiiiiiihh gimana gituuuu! .... saya lihat di gugel ata artikel yang..........
huuuaaahh akhirnya suntuk gw terbayarkan sudah..
menyenangkan sekali i
belum tau putri mandi ........yuk kita lihat
gimana itu putri mandi itu ya ini
mmmmm jangan sungkan sungkan ya

satu dua ti....:



Kue Putri Mandi dikenal dengan nama kue Mendut, terbungkus daun dan terdiri dari saus kental, 2-3 bulatan berbeda warna, lalu dikukus kembali.
Resep Bahan Kue Putri Mandi :

  • 250 gram tepung ketan
  • 50 gram tepung sagu
  • 1 sendok teh air kapur sirih
  • 125 ml santan cair
  • �pewarna hijau/50 ml air daun suji
  • 1/4 sendok teh garam

Resep Bahan Isi Kue Putri Mandi :

  • 1/2 butir kelapa muda, parut memanjang
  • 150 gram gula merah, iris tipis
  • 100 ml air
  • 2 lembar daun pandan, potong masing-masing 5 cm
  • 1/8 sendok teh garam

Resep Bahan Saus Kental Kue Putri Mandi :

  • 500 ml santan dari 1 butir kelapa
  • 1 sendok teh tepung beras
  • 2 lembar daun pandan, sobek-sobek, buat simpul
  • 1/8 sendok teh garam

Cara Membuat Kue Putri Mandi :

  1. �Isi : dengan api kecil, aduk dan masak semua bahan sampai kering. Angkat, bagi menjadi 30 bulatan, sisihkan.
  2. Saus santan kental : dengan api kecil, masak dan aduk semua bahan sampai mendidih. Angkat, sisihkan.
  3. Campur dan uleni bahan sambil menuangkan santan cair dan air daun suji sedikit demi sedikit, hingga adonan dapat dibentuk.
  4. Bagi dan bulatkan adonan menjadi 30 butir, pipihkan, beri adonan isi, tutup dan bulatkan. Rebus dalam air mendidih hingga matang dan terapung, tiriskan.
  5. Masukkan dalam saus santan kental, hidangkan.



9 komentar

Baso kerikil ???

Kota Purwokerto,  kota ini selalu memiliki tempat kuliner yang menarik. Banyak makanan kuliner dari yg sudah terkenal sampai tempat-tempat baru yang menawarkan keunikan tersendiri. Kami mendapatkan referensi dari teman yang tinggal di Purwokerto, ada tempat makan baru yang unik dan memiliki pelanggan setia dalam waktu singkat. Namanya Bakso Krikil.

Namanya yang unik, pasti bukan sembarang Bakso.  Bakso Krikil, yang berlokasi di Jl. Sumampir, Purwokerto. Warungnya sederhana, terlihat cat nya masih baru. Bakso Krikil baru berjualan pada tahun 2008, pemiliknya bernama Ibu Susi. Beliau berjualan dari jam 10 sampai jam 8 Malam. Dalam sehari bisa menjual 200 - 300 mangkok.

Kalian pasti penasaran kan kenapa disebut bakso Krikil. Hehe, ya disebut kerikil karenan ukuran baksonya yang super mini. Dalam satu porsi ada sekitar 30 - 40 bakso. Ditambah dengan potongan kulit tahu, mmm nikmat banget lho rasa kuahnya.   
 
doyanmakan.com

Lokasi:
Bakso Krikil U-Nik
(Khas Magelang)
Jl. Riyanto No.91 - Sumampir
Purwokerto
Telp: 0281-7684004

Menu:
1 Porsi Bakso Krikil Komplit Rp. 5.000,-
Gratis 3K (Kupat-Kerupuk-Klanting)
Khusus makan ditempat

Jam Buka:
10.00 - 20.00
6 komentar

Blakutak sihitam yang lezat



kalo dengar gurita pasti ingatan kita tertuju pada buku yang disorot pemerin tah yakni " gurita cikeas" tetapi kalau didaerah pantura tepatnya di cirebon jenis gurita(atau cumi ya abis ada tempurung sih di bawah perutnya) ini adalah masakan lezat 
Apalagi yang ada telurnya wiiiih ,....ditambah dengan tintnya yang hitam pekat membuat sihitam ini menjadi lekat dihati
0 komentar

Nasi lengko


Nasi lengko adalah makanan khas masyarakat pantai utara (Cirebon, Indramayu, Brebes, Tegal dan sekitarnya),Nasi lengko sebenarnya mirip dengan nasi pecel. Isinya berupa nasi yang di atasnya diberi irisan kecil timun, taoge,  bawang, daun kucai,irisan tempe, dan tahu. Kemudian disiram dengan bumbu kacang  atau kecap tergantung kesukaan kita  beserta taburan bawang goreng. cara membuatnya gampang murah sehat sarat akan protein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. bisa ditemani lauk pauk sesuai kesukaan kita cobalah oh ya hampir lupa tambahkan kerupuk biar lebih mantap
7 komentar

Sate lalat


Tahukah Anda bahwa selain soto Madura yang terkenal ada satu menu favorit warga Pamekasan, Madura untuk berbuka puasa yakni sate lalat. Rasa daging yang lembut dan gurih menjadikan menu ini nikmat disantap setelah adzan maghrib tiba. 

Di warung milik Dodi Abdurachman di Jalan Niaga Pamekasan, Madura inilah sate lalat dijual. Kendati bernama sate lalat, namun makanan khas Pamekasan, Madura ini tidak terbuat dari lalat.

Sate ini dibuat dari daging ayam atau kambing yang dipotong sangat kecil. Potongan daging yang kecil ini menyerupai lalat, sehingga sate ini dijuluki sate lalat. Dalam 1 tusuk sate terdapat 3 hingga 5 potong daging. Bumbu yang digunakan untuk memperlezat rasa sate lalat ini adalah bumbu kacang yang dicampur kecap dan sambal.

Dalam membakarnya sate lalat ini harus dibolak - balik dengan cepat supaya tidak gosong. Rasanya yang gurih dan nikmat membuat sate lalat ini menjadi salah satu makanan favorit untuk berbuka puasa. 

Untuk menikmati lembutnya sate lalat ini cukup mengeluarkan uang 5000 rupiah untuk 1 porsi berisi 20 tusuk sate. Di bulan ramadhan Dodi mengaku bisa mengabiskan 700 hingga 900 tusuk sate lalat setiap harinya(INDOSIAR)
5 komentar

kue jongkong





 Warga Medan, Sumatera Utara memiliki penganan khas untuk berbuka puasa selain kue bica Ambon. Pasti berupa kue tapi yang ini kue tradisional, yaitu kue jongkong. Kue yang hanya bisa ditemui dibulan Ramadhan ini sarat citra rasa manis, gurih dan wangi karena merupakan pepaduan adonan tepung beras, daun pandan dan kayu manis yang ditambahkan gula merah cair. 

Kue jongkong adalah makanan khas suku Mandailing, Sumatera Utara yang dibuat dari tepung beras yang dicampur daun pandan dan kayu manis.

Bahan:

- 400ml santan dari 1 butir kelapa
- 100g gula pasir
- 1/4 sdt garam
- 100g tepung beras
- 30g tepung sagu
- 50ml air daun suji (dari 30 lembar daun suji + 3 lembar daun pandan)
- 3 tetes pewarna hijau
- 50ml air merang ( dari 1 sdt bubuk merang dan 50ml air, saring)


CARA:

- Rebus santan, gula dan garam sampai mendidih, saring. dinginkan
-Tuang ke campuran tepung beras dan tepung sagu sedikit2 sambil diuleni sampai licin.
- Bagi dua bagian. Satu bagian beri air daun suji, satu bagian beri air merang.
- Tuang selapis adonan hijau ke cetakan, kukus 10 menit. Tuang lagi selapis adonan hitam kukus 10 menit. Lakukan melapis sampai adonan habis. Terakhir kukus lagi 15 menit.



Proses pembuatannya cukup lama, tepung beras dicampur dengan air kemudian diberi pewarna dari daun pandan dan dimasak hingga 1 jam. Setelah itu jongkong dituang ke tampah yang telah dialasi daun pisang dan diamkan kembali selama 1 jam. Tahap berikutnya adalah mengemas kue jongkong kedalam daun dan dicampur kuah yang terbuat dari gula merah yang telah dimasak. Setelah itu jongkong kembali direbus selama 30 menit.  

Penasaran ingin mencobanya ? Silahkan datang ke Jalan H. Adam Malik, Medan, Sumatera Utara. Satu bungkus kue jongkong dijual seharga 3.500 rupiah.(www.indosiar.com)

3 komentar

Di bulan Rhamadan masyarakat di Medan selalu memakan rotan muda

Rotan-rotan muda itu bernama pakkat. Pucuknya yang lunak dijadikan semacam lalapan. Rasanya pahit dan kelat. Rotan itu dibakar terlebih dahulu hingga bagian kulit luarnya yang keras terlihat hitam gosong. Seterusnya bagian yang gosong dikupas sampai akhirnya tampak bagian dalam yang putih bersih dan sudah lembek karena matang.(dulunya disebut pangkat). Dulunya berasal dari Tapanuli Selatan selalu ramai dijajakan pedagang selama Ramadan. Pakat termasuk sayuran. Tidak sulit mengolah pakat menjadi makanan dan sajian santapan berbuka puasa. Selain dibakar, pakat dapat direbus. Tidak jarang pula dijadikan komposisi untuk memasak menu lainnya.Begitu populernya pakat menarik minat banyak orang untuk mencobanya.Para pedagang hanya menjual pakat bakar plus menyediakan bumbu anyang--berupa santan kelapa dan kelapa gonseng (daging kelapa yang digoreng). "Ini lalapan untuk selera makan,"Batang pakat sepanjang 50 sentimeter dengan diameter sebesar jempol orang dewasa itu didatangkan dari Langga Payung, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Rahmat membeli pakat "mentah" Rp 700 per batang. Setelah dibakar, pakat itu dijual Rp 2.000 per dua batang. , pakat memiliki faedah atau khasiat untuk mengobati penyakit kencing manis dan darah tinggi. 
4 komentar

Tahu gejrot

Tahu gejrot adalah makanan khas Cirebon, Indonesia. Tahu gejrot terdiri dari tahu sumedang yang dipotong potong lalu di guyur dengan kuah yang terdiri dari Air matang,Gula merah'Kecap manis,danAsam jawa, diremas2 dengan air, ambil airnya.ditambah uleganCabe rawit,Bawang merahdan sedikit garam

Campur bumbu ulek dengan air gula, kecap dan air asam, aduk rata.
Guyur ke atas tahu sesaat sebelum disantap.
2 komentar

tahu sumedang


Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh istri Ongkino, yang memang semenjak awal sebagai orang yang pertama kali memiliki ide untuk memproduksi Tou Fu (dari bahasa Tionghoa yang berarti sama) yang lambat laun menjadi berubah nama menjadi "Tahu".

Tahun demi tahun, Ongkino beserta istri tercinta terus menggeluti usaha mereka hingga sekitar tahun 1917 anak tunggal mereka Ong Bung Keng menyusul kedua orang tuanya ke tanah Sumedang. Bung Keng kemudian melanjutkan usaha kedua orang tuanya yang sampai keduanya memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Cina.

Melalui alih generasi Ong Bung Keng, anak tunggal Ongkino, terus melanjutkan usaha yang diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun. Di balik kemasyhuran tahu Sumedang ada pula kisah yang berbau mistik, seperti apa yang diceritakan cucu dari Ongkino, Suryadi. Sekira tahun 1928, konon suatu hari tempat usaha sang kakek buyutnya, Ong Bung Keng, didatangi oleh Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja yang kebetulan tengah melintas dengan menggunakan dokar dalam perjalanan menuju Situraja.

Kebetulan, sang Pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu. Pangeran Soeria Atmadja langsung turun begitu melihat bentuk makanan yang amat unik serta baunya yang harum. Sang bupati, Pangeran Soeria Atmadja kemudian bertanya kepada sang kakek, "Maneh keur ngagoreng naon? (Kamu sedang menggoreng apa?)". Sang kakek berusaha menjawab sebisanya dan menjelaskan bahwa makanan yang ia goreng berasal dari Tou Fu China. Karena penasaran, sang bupati langsung mencoba satu. Setelah mencicipi sesaat, bupati secara spontan berkata "Enak benar masakan ini! Coba kalau kamu jual, pasti laris!", dengan wajah puas.

Tak lama setelah kejadian ini, Tahu Sumedang digemari oleh penduduk Sumedang dan kemudian sampai ke seluruh Indonesia(dari wikipedia)

3 komentar

Tempe


Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.

Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.
Pada tahun 1940-an dilakukan usaha untuk memperkenalkan tempe ke Zimbabwe sebagai sumber protein yang murah. Namun demikian, usaha ini tidaklah berhasil karena masyarakat setempat tidak memiliki pengalaman mengkonsumsi makanan hasil fermentasi kapang.

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

Perhatian yang begitu besar terhadap tempe sebenarnya telah dimulai sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat itu, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Menurut Onghokham, dengan adanya tempe dan kandungan gizi yang dimilikinya, serta harga yang sangat terjangkau, menyelamatkan masyarakat miskin dari malagizi (malnutrition).


Khasiat dan Kandungan Gizi Tempe

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.

Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.


Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.

Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
 
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.

Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.


 Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.

Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.


Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.

Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.


Cara pembuatan
Biji kedelai yang telah dipilih/dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air yang bersih selama 1 jam.
Setelah bersih, kedelai direbus dalam air selama 2 jam.
Kedelai kemudian direndam 12 jam dalam air panas/hangat bekas air perebusan supaya kedelai mengembang.
Berikutnya, kedelai direndam dalam air dingin selama 12 jam.
Setelah 24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 di atas, kedelai dicuci dan dikuliti (dikupas).
Setelah dikupas, kedelai direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
Kedelai diambil dari dandang, diletakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes habis.
Sesudah itu, kedelai dicampur dengan laru (ragi 2%) guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe kedelai.
Bila campuran bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran tersebut dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembungkus. Sebelumnya, plastik dilobangi/ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang biasanya buat pembungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi "aneh" dan tempe lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun).
Campuran kedelai yang telah dicetak dan diratakan permukaannya dihamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
Setelah 24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan/diangin-anginkan selama 24 jam lagi. Setelah itu, campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.
Supaya tahan lama, tempe yang misalnya akan menjadi produk ekspor dapat dibekukan dan dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin.
Proses membekukan tempe untuk ekspor adalah sbb. Mula-mula tempe diiris-iris setebal 2-3 cm dan di-blanching, yaitu direndam dalam air mendidih selama lima menit untuk mengaktifkan kapang dan enzim. Kemudian, tempe dibungkus dengan plastik selofan dan dibekukan pada suhu -40°C sekitar 6 jam. Setelah beku, tempe dapat disimpan pada suhu beku sekitar 20°C selama 100 hari tanpa mengalami perubahan sifat penampak warna, bau, maupun rasa.


0 komentar

AWARD
AWARD KE 1 AWARD KE 2 AWARD KE 2
Grab this Widget ~ Blogger Accessories