Rotan-rotan muda itu bernama pakkat. Pucuknya yang lunak dijadikan semacam lalapan. Rasanya pahit dan kelat. Rotan itu dibakar terlebih dahulu hingga bagian kulit luarnya yang keras terlihat hitam gosong. Seterusnya bagian yang gosong dikupas sampai akhirnya tampak bagian dalam yang putih bersih dan sudah lembek karena matang.(dulunya disebut pangkat). Dulunya berasal dari Tapanuli Selatan selalu ramai dijajakan pedagang selama Ramadan. Pakat termasuk sayuran. Tidak sulit mengolah pakat menjadi makanan dan sajian santapan berbuka puasa. Selain dibakar, pakat dapat direbus. Tidak jarang pula dijadikan komposisi untuk memasak menu lainnya.Begitu populernya pakat menarik minat banyak orang untuk mencobanya.Para pedagang hanya menjual pakat bakar plus menyediakan bumbu anyang--berupa santan kelapa dan kelapa gonseng (daging kelapa yang digoreng). "Ini lalapan untuk selera makan,"Batang pakat sepanjang 50 sentimeter dengan diameter sebesar jempol orang dewasa itu didatangkan dari Langga Payung, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Rahmat membeli pakat "mentah" Rp 700 per batang. Setelah dibakar, pakat itu dijual Rp 2.000 per dua batang. , pakat memiliki faedah atau khasiat untuk mengobati penyakit kencing manis dan darah tinggi.
4 komentar:
salam sobat,
wah rotan muda ternyata bisa dimakan ya,,, enaknya seperti apa ?
salam sobat
di MEDAN kalau bulan ramadhan begini ,,masyarakatnya selain makan rotan muda , apa sih yang terkenal makanan daerahnya?
wah,.. kayak apa tuch.. rasanya yaw?? klo bayangin pahit.. ga enak yaw??
oww..saya orang medan nih mas..baru tahu klo ada makanan sepertini..di dapat dimana nih rotan mudanya..maun rasain dulu...mantap
Posting Komentar